RGB Soetrisno — Dan Yon 40 Walsus

RGB Soetrisno: wadanki brimob dalam GOM VIII, danki brimob kelapadua, Dan Yon-40 brimob Kawal Khusus, staf operasi polda metro, danwil kapolres 75 jaktim pada tahun 1975, danwil 73 jakbar sampai tahun 1977, staf operasi mabes polri, wakadiskomlek mabes polri, kadiskomlek mabes polri, dan pensiun pada tahun 1985.

Dan Yon-40

Selagi menjabat danwil 75, RGB Soetrisno juga pernah menjadi komandan pasukan kehormatan di bandara Halim saat kunjungan Shah Iran tanggal 1 Oktober 1974.


Batalyon 40 WalSus Brimob

Dan Yon 40 Brimob Kawal Khusus dari jaman Orla sampai jaman Orba dengan pak RGB Soetrisno sebagai komandan pasukan pengawalan para Pejabat VVIP dan Tamu Kehormatan.

Bertempat di Jln. Wijaya II/Jl Dharmawangsa samping Polres Metro Jakarta Selatan (Grand Wijaya Center).

Pak Karel Satsuit Tubun (Karel Sadsuitubun), merupakan anggotanya yg menjadi korban G30S/PKI saat melakukan jaga pengamanan di kediaman Waperdam Dr. Laksamana Johannes Leimena.

Setelah peristiwa, pagi harinya seluruh anggota di konsinyir siaga 1 oleh Dan Yon 40 WalSus. Kemudian AKBP RGB Soetrisno sendiri turut ikut mengamankan Ibukota dikarenakan letaknya strategis dekat dengan pusat Pemerintahan RI.


RGB Soetrisno (paling kiri, memakai helm) sebagai komandan pasukan kehormatan saat menyambut kedatangan PM pertama Malaysia, Tunku Abdul Rahman di bandara kemayoran, dalam rangka kunjungan pertama ke Indonesia pasca-Dwikora. Circa 1968.


Kedekatan dengan Andy McKenzie

Seturut pengalaman pak RGB Soetrisno semasa operasi, seringkali kalah jangkauan apabila ditembaki dari kejauhan oleh pemberontak ketika memakai Lee-Enfield Jungle sehingga tidak efektif, sampai-sampai harus diganti dengan 303 Jungle Carbine walaupun masih bersistem grendel/bolt action.

Untuk menggantikannya, pak RGB Soetrisno (yang American-minded) memilih senjata semi-auto US Rifle M-1 Garand kaliber .30-06 yang lebih powerful.

Dikarenakan saat itu U.S. Armed Forces sudah mulai menggunakan M-14, melalui Andy McKenzie jugalah M-1 Garand mengalir ke Yon-40 WalSus yang saat itu menjadi satu-satunya kesatuan Brimob bersenjatakan Garand. 

Bersama Andy McKenzie

Belum cukup banyak Garand sampai di Yon-40 WalSus, keburu presiden Soekarno bilang “Go to hell with your aid”. Jadilah Yon-40 WalSus bersenjatakan karaben semi-auto SKS dan AK Cheko/Vz 58 yg pelurunya sama dengan peluru senapan mesin ringan RPD, sejak saat itu Yon-40 menggunakan senjata-senjata produksi Blok Timur tak terkecuali senapan mesin berat DsHk kaliber 12,7mm.


Pak RGB Soerisno merupakan salah satu perwira Brimob yang menjadi siswa di U.S. Army Signal School.


Terjun dari helicopter Mi-6 AURI, circa 1969.


Sebagai Komandan Kompi Perhubungan Mobrig Kelapa Dua, circa 1958 operasi di Aceh.


Ketika menjabat sebagai Danwil 73 (Tahun 1977), membentuk tim patroli sepeda onthel untuk melaksanakan patroli yang mampu menjangkau gang-gang sempit di kawasan kota.


Menyematkan wing para kepada salah satu siswa yang lulus pendidikan dasar.


Kelapa Dua circa 1960, RGB Soetrisno berkacamata hitam.


Pendidikan komandan kompi brimob di Porong, circa 1958


Pak RGB Soetrisno di Vietnam.


RGB Soetrisno


Conclusion

Terima kasih kepada pak Satyanugraha Yanautama — anak dari pak Soetrisno — saya selaku penjaga sejarah dipercayai untuk menjaga jaket loreng dan brevet jump-master dari beliau yang nantinya akan saya share di sini.

Pak Satyanugraha Yanautama

Semua informasi di atas saya rangkum dari post pak Satya sendiri, semoga informasi ini bermanfaat dan data historical terjaga dengan baik!

Terima kasih.


4 Januari 2024.

Dikutip dari buku Autobiografi Jenderal Polisi Suroyo Bimantoro:

“Danwil (Pak RGB Soetrisno) sangat percaya kepada saya, apalagi setelah “peristiwa Malari”. Saya dipanggil menghadap dan ditanya, “Dik Bim, kan, belum pernah bertugas di reserse, ya. Harus ada, deh, pengalaman di serse sebelum masuk PTIK.”
“Siap”.”


All rights reserved (c), Frownland Archive.

,

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com